Wednesday, October 24, 2012


90 Persen Asia Sumbang PDB Dunia

Jakarta (Berita) : Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar memperkirakan, hampir 90 persen negara-negara berkembang di kawasan Asia berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia.
“Saya merujuk pada laporan yang dikeluarkan oleh Asian Development Bank (ADB) di mana menuju 2030-an kontribusi dari negara berkembang terhadap PDB dunia menuju 50 persen, salah satunya negara di Asia,” kata Mahendra Siregar di Jakarta, Selasa(ant).
Menurutnya, negara-negara berkembang di kawasan Asia yang turut berkontribusi terhadap PDB dunia, salah satunya Indonesia.
Bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di atas 6 persen. Artinya, ini terjadi konstelasi yang baru.
“Tentunya keseimbangan baru di geo ekonomi akan membawa dampak pada geo strategi, sehingga posisi tawar kita di tingkat regional dan global semakin besar,” paparnya.
Kendati demikian, Mahendra mengungkapkan keseimbangan baru masih memerlukan waktu. Dalam masa transisi tersebut, posisi Indonesia berada di tengah-tengah yang bertumpu pada kekuatan domestik.
Ia mencontohkan, pada krisis 1997-1998 silam, keseimbangan Indonesia didukung oleh kekuatan domestik. Oleh sebab itu, kekuatan domestik tersebut nantinya harus dikelola secara berkelanjutan.
“Waktu kondisi tersebut, kita mengeluarkan stimulus sehingga dapat menekan dampak global serta menumbuhkan kepercayaan konsumen hingga tingkat konsumsi masyarakat meningkat. Bila kita tidak berikan, maka kita akan susah memperbaikinya,” ungkapnya.
Ia melihat pertumbuhan yang paling mencolok pada periode 2011-2012 adalah investasi. Secara konkret, investasi dapat memberikan tambahan pendapatan kepada negara, memberikan kesempatan kerja serta meningkatkan kapasitas produksi di masa yang akan datang.
Artinya, peningkatan investsi bukan tercermin pada peningkatan pada tahun berjalan melainkan bekal di tahun-tahun mendatang, ketika investasi tersebut berubah menjadi produksi.
“Dalam laporan BKPM sembilan bulan pertama tahun ini, investasi tumbuh di kisaran 27 persen. Esensinya investasi tahun ini meningkat karena Indonesia termasuk dari dua negara yang pertumbuhannya tinggi dan tren pertumbuhan itu dapat dipertahankan,” ungkapnya.

Peningkatan Investasi Bisa Dipertahankan
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menilai peningkatan investasi sebesar 27 persen bisa dipertahankan hingga tahun depan. “Investasi tahun ini meningkat dan capaian tersebut bisa kita pertahankan,” katanya di Jakarta, Selasa.
Menurut Mahendra, pertumbuhan investasi yang mencolok sepanjang 2011 dan 2012 itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin baik.  Hal tersebut, lanjut dia, menjadikan Indonesia sebagai satu dari dua negara di G20 dengan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hingga September 2012, realisasi investasi mencapai Rp229,9 triliun atau 81,1 persen dari target tahun ini. Realisasi investasi itu meningkat sekitar 27 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2011. “Investasi di sembilan bulan pertama 2012 tumbuh sekitar 27 persen dibanding tahun 2011 yang memang nilai investasinya tinggi,” katanya.
Investasi yang tinggi, menurut Mahendra, juga berdampak positif terhadap penambahan pendapatan (product domestic bruto/PDB), selain memberikan kesempatan kerja dan meningkatkan industri di masa yang akan datang. “Investasi berdampak besar terhadap pendapatan, juga memberi kesempatan kerja yang lebih besar untuk meningkatkan produksi,” katanya.
Selain itu, kredit dan pinjaman di lembaga keuangan melonjak tajam meski kontribusi terhadap PDB hanya mencapai 30 persen.”Kontribusi jumlah kredit dan pinjaman terhadap PDB Indonesia masih kecil, hanya sekitar 30 persen, padahal di Malaysia mencapai 80 persen,” katanya.
Mahendra juga berpendapat masih ada banyak ruang, terutama di sektor konsumsi, guna mencapai target pertumbuhan yang ingin dicapai pemerintah.”Apalagi segmen kelompok menengah akan semakin besar dalam beberapa tahun kedepan,” katanya.(ant)

No comments:

Post a Comment