Tuesday, October 23, 2012


Peringatan Hari Pahlawan Seharusnya di Surabaya Bukan di Jakarta

Nurul Arifin - Okezone
Rabu, 24 Oktober 2012 04:34 wib

Ilustrasi (Foto: Koran Sindo)
Ilustrasi (Foto: Koran Sindo)
SURABAYA - Puncak peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November kembali dipersoalkan oleh sejumlah tokoh di Jawa Timur. Pasalnya, selama ini puncak peringatan tersebut diselenggrakan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Seharusnya, puncak peringatan nasional itu dilakukan di kota Surabaya sebagai kota yang memiliki nilai historis.
 
Atas dasar itulah, sejumlah tokoh di Jawa Timur mendesak agar puncak peringatan Hari Pahlawan ini digelar di Surabaya dan menjadikan tanggal 10 November sebagai hari libur nasional.
 
Menurut Ketua Panitia Nasional Hari Pahlawan Ahmad Zaini, Kota Surabaya yang layak dijadikan sebagai puncak peringatan hari pahlawan bukan Jakarta.
 
"Kota Surabaya memiliki nilai sejarah dalam peperangan 10 November yang menewasakn sekitar 16 ribu orang. Kami ingin pemerintah memahami agar peringatan itu dilakukan di Tugu Pahlawan," kata Zaini saat persiapan peringatan hari pahlawan di Hotel Majapahit, Surabaya, Selasa (23/10/2012).
 
Bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkot Surabaya mendesak agar pemerintah pusat merealisaikan permintaan tersebut. Selain sebagai pertimbangan sejarah, harapan ini tentunya melekat terhadap masyarakat Surabaya. Sebagaimana, peristiwa 10 November terjadi di Surabaya.
 
"Kami Ingin pemerintah pusat memahami hal ini. Sehingga Kota Surabaya sebagai tuan rumah untuk puncak peringatan hari bersejarah tersebut," katanya.
 
Pada kesempatan yang sama, Pakar Sejarah, Sam Abede Pareno mengatakan, sejarah telah mencatat peristiwa tersebut tidak terjadi dimana-mana dan hanya di Surabaya. Semua peristiwa terjadi di Jawa Timur.
 
Dia mencotohkan, ketika munculnya resolusi jihad dari tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim 'Asy'Ari yang memicu Bung Tomo untuk berorasi membangkitkan semangat melawan penjajah. Bahkan, ketika menyebut Hari Pahlawan, pasti melekat dengan kota Surabaya.
 
Namun begitu, Guru Besar Universitas Dokter Soetomo Surabaya ini, menepis anggapan bahwa Hari Pahlawan ini adalah milik Surabaya.
 
"Yang ikut perang pada waktu itu memang arek-arek Suroboyo. Tapi Arek-arek Suroboyo itu juga terdiri dari berbagai etnis dan suku bangsa, seperti Maluku, Madura, Etnis Tionghoa, warga keturunan Arab dan sejumlah masyarakat dari berbagai penjuru. Semua ikut perang di Surabaya melawan sekutu," katanya.
 
"Dan sangat pantas jika Surabaya menjadi pusat peringatan hari pahlawan," tambahnya.
cc:http://news.okezone.com/read/2012/10/24/337/708317/peringatan-hari-pahlawan-seharusnya-di-surabaya-bukan-di-jakarta

No comments:

Post a Comment